*Lita Mailani
Foto:Ist |
Indonesia
seperti tidak pernah lepas dari permasalahan kesediaan bahan bakar fosil. Menurut
sejarah, dimulai dari presiden pertama hinga presiden sekarang Jokowi, pemerintah sempat mengambil kebijakan dengan
menaikkan harga BBM yang disebabkan berkurangnya persediaan minyak dunia hingga
naiknya harga. Hal ini tidak dapat di elakkan lagi, karena jika minyak bumi
terus di manfaatkan setiap harinya, maka ketersediannya di dalam perut bumi
suatu saat akan berkurang dan dapat habis seiring berjalannya waktu.
Di
awal pemerintahannya, Presiden Jokowi sudah mengambil kebijakan yang juga telah
diambil preseiden pendahulunya. Menaikkan harga BBM dengan alasan yang juga menjadi
alasan presiden sebelumnya. Pemerintah Indonesia dalam hal ini tidak dapat
disalahkan sepenuhnya. Kekayaan alam di bumi pertiwi ini ternyata belum dapat
memberikan solusi jika saja semua pihak terutama pemerintah tidak sadar dengan
apa yang dimilikinya.
Indonesia,
memilki tanah yang subur sehingga dapat ditumbuhi
oleh berbagai jenis tanaman yang memiliki manfaat yang besar. Salah satu
tanaman yang memiliki manfaat besar bagi keberlangsungan energi masa depan
adalah Kelapa Sawit dan Jarak. Indonesia tercatat sebagai penghasil kelapa
sawit terbesar kedua setelah malaysia. Seperti memberikan sumber mata air
ditengah keringnya lahan, peumpamaan untuk keberadaan dua tanaman ini.
Biodisel merupakan biofuel yang dapat menggantikan solar atau minyak
diesel. Biodisel merupakan energi hijau yang memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Biodisel dapat dikategorikan sumber
energi yang aman dan ramah lingkungan. Pada suhu 160 derajat Celcius, biodisel
diklarifikasikan sebagai cairan yang tidak bisa terbakar. Penggunaan Biodisel
sebagai bahan bakar untuk kendaraan tergolong aman jika terjadi kecelakaan.
Namun, masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengetahui Biodisel. Selama
ini Kelapa sawit dimanfaatkan sebagi minyak goreng dan untuk pemanfaatan
menjadi energi sebagai bahan bakar masih minim. Kendala secara teknis dan non
teknis dalam pengolahan kelapa sawit dan jarak sehingga menyebabkan biodisel
belum dapat dijadikan energi alternatif dikalangan masyarakat. Keseriusan
pemerintah untuk memanfaatkan tanaman ini masih terbilang lambat. Pada tahun
2002 lalu, Indonesia sempat menyorakkan penggunaan biodisel sebagai energi
alternatif. Namun hingga saat ini biodisel masih sulit ditemukan untuk
penggunaannya.
Jika saja tanaman kelapa sawit dan jarak benar dapat terwujud menjadi
energi hijau yang ramah lingkungan, maka indonesia dapat mandiri dalam memenuhi
kebutuhan masyarakatnya dalam pemenuhan bahan bakar. Dengan demikian, maka akan
tercipta lapangan pekerjaan baru bagi penduduknya dan dunia akan melirik
indonesia dengan kemampuannya.
Sebuah peluang besar, dan menjadi tantangan bagi Presiden sekarang yang akan
menjawab rintisan masyarakatnya. Dan menjadi kebanggaan jika saja hal ini dapat
terealisasi dan masyarakat dapat memanfaatkan Biodisel sebagai bahan bakar.
Dengan demikian, Negara Indonesia tidak agi memasok bahan baku keluar negeri
tetapi mengolahnya di Negeri sendiri. Sebuah peluang dari energi hijau
terbarukan untuk Indonesia yang sejahtera.
Blogger Comment
Facebook Comment