Hujan yang turun dengan damai,
membasahi seluruh permukaan bumi Bogor yang tak ada hentinya. Tak jarang
peneman indahnya deras hujan ini ditemani dengan derasnya bunyi yang sontak
membuatku terkejut dan takut, yaaa petir yang menjadi teman dikala hujan jatuh
kebumi.
Dingin,
sepi membuatku sendiri di tempat ini semakin haru. Semua memori silih berganti
berebut untuk aku kenal dan hayati kembali. Tak lantas membuatku semakin sepi.
Perjalanan
hidup yang penuh cerita dan kenangan indah memang tidak akan pernah mati dalam
hati, semua yang sudah aku lukis akan tetap menjadi bingkai pelangi didalam
history ku.
Aku
tidak pernah menyesali diri dengan apa yang sudah terjadi, ya karna ku
menyadari bahwa sejatinya aku punya jatah hidup hanya sekali.
“Hujan
engkau menjadi teman dan kenangan di Kota ini”.
Terlintas
di dalam benakku bahwa aku akan kembali,
yaa!!
Kembali
dan hujan akan terganti dengan sapaan baru yang jatuh di bumi tempatku kembali.
Detik-detik kepulangan, jangan kamu sia
siakan ya dek..!, Nanti kamu akan merindukan semuanya. Rindu perjalan menuju
kampus, rindu ruang kuliah, Laboratorium, Sapta, Departemen, Dosen dan
teman-teman baru yang aware.
Begitulah
cara dia menasehatiku, kakak yang telah duluan dua tahun mendapatakan
pengalaman untuk belajar di Kampus ini. Yaaa, She is inspiring to me.
Banyak
pengalaman yang dia berikan, mengakui bahwa mendapatkan batu loncatan sehabis
pulang dari IPB dan berkesempatan melanjutkan Exchange Ke Negeri Sakura. Semoga
Allah SWT selalu dalam perjalananmu kak.
Tanggal
28 Agustus 2015, menjadi pagi yang bersejarah. Mulai hari ini dan satu semester
kedepan aku tidak bersma teman-teman seperjuangan THP’ 13 lagi. Hari ku akan
berbeda, Adaptasi akan menjadi proses awal lagi bagiku. Entah apa yang terjadi
disana, keep positif Thinking.
Sore
itu aku sampai disambut hangat oleh kakak yang juga sedang menemuh perkuliahan
di Jakarta.
Tanpa
ada tujuan lain, perjalanan kita lanjutkan ke kota Bogor. Yah, disepanjang
perjalanan senior-senior yang siap membantu kita silih berganti menelvon untuk
menanyakan, “sudah sampai dimana?”, yaaa karena kemanapun kau pergi kau akan
punya saudara baru.
Tidak
terasa kita menempuh perjalanan kurang lebih empat jam untuk sampai. Yaa,,
Dramaga memang tidak begitu jauh tetapi padatnya angkutan di Kota ini membuat
perjalanan menjadi tidak lancar. SO, Kaget banget..!!
Tiga
hari kita bolak-balik ke Rektorat untuk mengurus surat CEA. Syukur kita diberi
kemudahan dan pegawai yang baik dan siap membantu.
Hari
pertama masuk di kelas ITP 50, memang sedikit canggung. Tetapi kita bukan
satu-satu nya orang asing disini karena masih ada mahasiswa diluar departemen
yang juga mengisi ruang kelas PAU. Bukan hanya teman-teman dari ITP , kita juga
mengambil sebagian mata kuliah di Dapartemen TIN 49 dan 50.
Suasana
pembelajaran berbeda yang disuguhkan tetapi kesan pertama yang sungguh
menyenangkan.
Adaptasi
memang bukan hal yang mudah, untuk mengenal semua teman-teman itu juga butuh
waktu. “Aku akan berkenalan dengan cara yang terabaik yang aku bisa”.
Menghitung
hari, hari berganti hari.
“Pergi
bukan tanpa tujuan”.
Disini
aku bukan hanya kuliah, lantas membandingkan sistem pembelajaran disini dengan
kampusku. Tetapi ada banyak hal lain yang aku nilai tidak kalah penting dari
semua itu.
“Belajar
bagaimana cara mereka belajar”.
Itulah
salah satu alasanku, belajar bagiku bukan hanya diruang kelas. Tetapi tidak
jauh kalah penting dari itu adalah belajar diluar kelas. Aku selalu ingat pesan
vidio yang disapaikan oleh Bapak Menteri Pendidikan RI Anis Baswedan, Bahwa
belajar jangan hanya diruang kelas, tetapi juga di luar ruang kelas. Ia
mengibaratkan kehidupan setalah tamat perkuliahan seperti berenang di Laut.
Kehidupan
selama menempuh masa perkuliahan adalah proses belajar berenang di dalam kolam.
Kamu memilih yang mana? Belajar di kolam yang kedalamannya, suhu dan tekanannya
dapat di kontrol atau langsung berenang di Laut yang lebih berbahaya jika tidak
bisa berenang?
Tentu
belajar dikolam lebih baik, sebelum memulai untuk belajar berenang di Laut.
Nah, begitulah analogi yang di gambarkannya.
Dalam
hidup manusia butuh bekal. Bekal untuk menyongsong hari esok yang penuh dengan
tantangan. Sejatinya pendidikan memang dibutuhkan, bagaimana tidak?.
Masih
ingatkah dengan kutipan ini. “ Bahwa untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa kamu
dapat melihat dari seberapa tingkat pendidikan masyrakatnya”.
Masa
kuliah adalah masa mengembangkan diri, mengoptimalkan seluruh kemampuan yang
kita miliki. Teman ketika kamu membaca tulisan ini sejatinya adalah kegelisahan
yang hadir didalam hati. Lantas saya mencoba kembali untuk mencoba mengingat
semua motivasi yang pernah saya terima.
Kegelisanan
atau juga bisa dibilang dengan jenuh!!
Tetapi
saya mencoba mengingat kembali akan kesempatan saat ini, dan peluang masa
depan.
Jenuh
yang berujung pada goresan ini, ya menulis adalah teman jika saja setiap orang
memahami esensinya.
“Anda
adalah warga INDONESIA dan bagian dari warga DUNIA”. Kalimat ini juga selalu
terngiang dalambenak saya.
Saya
bersyukur telah diberi kesempatan untuk dapat menempuh pendidikan, dan masa ini
akan menjadi pembelajaran untuk menjadi bagian dari perubahan.
#Jadilah
pembelajar Sejati
#Mingguakhirperkuliahan
Blogger Comment
Facebook Comment